Kamis, 15 September 2011

PESAN DARI VERMONT

RESIDENSI.
PESAN DARI  VERMONT.
Program residensi Vermont Studio Center   mengandaikan terciptanya komunitas kreatif yang membaurkan batas-batas medium, kebangsaan, kultur dan usia. Lewat berbagai kegiatan yang terancang rapi dapat dirasakan bagaimana suasana kreatif itu dibangun
(prolog). 28 februari 2011...Sedianya dari bandara JFK, New York, setelah penerbangan 20  jam lebih dari Indonesia, saya akan menumpang Delta Airlines menuju Burlington Airport, Vermont. Ini airport terdekat dengan lokasi  residensi, Vermont Studio Center (VSC), Johnson, Vermont,  dan perkiraan waktu terbang 1 jam. Tapi sampai jarum jam bergerak ke angka 11.05, jadwal  berangkat pesawat  yang tercantum di tiket, tidak ada gelagat akan ada penerbangan saat itu. Cuaca yang masih banyak badai menjadi penghalangnya, begitu menurut keterangan petugas. Sebagian calon penumpang mulai gelisah bahkan beberapa terlihat bersitegang dengan petugas, hal  yang mirip juga seperti sering terjadi di Indonesia bila ada delay atau cancel dalam sebuah penerbangan.  Setelah menunggu tanpa kepastian hampir 2 jam, petugas Delta Airlines memberi pilihan pada  calon penumpang: perjalanan  menuju Burlington  diganti menggunakan bus atau menunggu penerbangan esok harinya. Karena tidak ingin berlama-lama lagi menunggu di airport (saya tiba di JFK sejak 27 februari sekitar pukul 8 malam), jadilah saya termasuk penumpang yang memilih mengganti melanjutkan perjalanan menggunakan bus.
Bus bertolak sekitar pukul 01.30 siang. Pemandangan di kiri kanan tidak banyak terlihat salju menghampar. “Wah, musim salju sudah akan selesai”, saya pikir. Namun semakin jauh perjalanan, tumpukan salju makin terlihat menebal dimana-mana. Dingin mulai menusuk, saya  memuaskan mata mengamati pemandangan dari jendela bus seakan tidak ingin melewatkan momen yang langka bagi saya ini sedetikpun. Kira kira pukul 8 malam waktu setempat bus tiba di Burlington Airport yang juga menjadi bus terminal. Ini artinya tidak ada lagi penjemputan dari pihak pengundang buat saya karena dalam pesan e-mail mereka mensyaratkan penjemputan maksimal dilayani hanya sampai jam 4 sore. Lagian kedatangan saya ini terlambat satu hari karena jadwal residensi saya dimulai 27 Februari.  Setelah mengambil koper dan bawaan, saya  memutuskan menyewa taxi yang ada disana agar sampai di tempat residensi malam itu juga. Pengemudi taxinya anak muda, perawakan agak kecil dan tipikal wajah timur tengah. Ia mengenalkan dirinya dari Irak,  Ahmad namanya dan seorang muslim. Saya mengatakan bahwa nama depan saya adalah Muhammad, mirip-mirip dengan namanya dan juga muslim - ini  dengan harapan agar  ia tidak membawa saya berputar putar yang berakibat ongkos taxi menjadi mahal. Keadaan jalan sangat gelap dan sepi, ditambah lagi saya orang asing, dengan orang asing dan di daerah yang asing pula. “Ah...semoga selamat sampai tujuan”, begitu doa saya. Kami memecah kesunyian dengan bercakap-cakap apa saja. Kira-kira 1 jam perjalanan taxi sampai di 80 Pearl St, Johnson, Vermont, gedung merah jantung, kantor VSC. Ternyata perihal nama kami yang mirip-mirip dan sesama muslim tidak berpengaruh terhadap ongkos yang harus saya bayar. Argometer menunjukkan angka 95,25 dan saya memberinya 100 dollar. Ongkos ini jauh lebih mahal dari tarif taxi biasanya yang berkisar 60-70 dollar menurut teman-teman residen yang kemudian saya temui disana.
Tidak ada staff VSC yang menyambut saya malam itu karena kantor mereka tutup pukul 4 sore. Tapi di meja ada pesan dalam tulisan tangan dari resepsionis , Kate Westcott, yang berisi ucapan selamat datang dan petunjuk mengenai dimana kamar saya, studio saya dan denah kampus VSC berikut kunci-kunci. Malam itu saya berkenalan dengan beberapa residen yang menunjukkan dimana saya bisa mengambil makanan untuk mengisi perut saya yang terasa kosong. Saya mendapat kamar di lantai dua  gedung Red Mill  yang merangkap kantor, dinning hall, lounge dan galeri. Bersebelahan dengan kamar saya adalah residen dari Singapore dan Jepang yang lebih dahulu datang.

Pesan Sejarah.

Vermont Studio Center/VSC (sebelumnya bernama Vermont Studio School) dibentuk  pada tahun 1984 oleh Jonathan Gregg (arsitek dan pelukis) bersama pasangannya Louise von Weise (praktisi pendidikan dan disainer grafis) dan Fred Osborne (pematung). Menurut situs www.vermontstudiocenter.org saat ini VSC adalah penyelenggara program residensi internasional untuk perupa dan penulis yang terbesar di Amerika Serikat. Setiap bulannya mereka mendatangkan 50 perupa dan penulis dari seluruh negara bagian dan belahan dunia dan 6 visiting artists/writers. Total setiap tahun ada 600 residen perupa dan penulis dan 72 visiting artist/writers yang datang ke VSC untuk bertemu, berbagi dan membuat karya baru. Kampus VSC adalah kampus yang ramah lingkungan, terletak di jantung desa Johnson, Vermont Utara yang tenang, agak terpencil dan memiliki panorama indah  dikelilingi  deretan pegunungan. Lembaga ini mendapat banyak pendanaan untuk menjalankan programnya mulai dari pemerintah kota, swasta, perusahaan, lembaga partner, kelompok hingga perorangan dengan kisaran sumbangan mulai 1 dollar sampai diatas 100 ribu dollar  Amerika.

Gedung-gedung VSC yang tersebar di tepian Gihon river yang jernih dan terawat menampilkan arsitektur yang menarik.  Saat ini  VSC memiliki  33 bangunan  hasil renovasi dari bangunan-bangunan tua dengan tetap memperlihatkan asal usulnya. Ada bangunan bekas pabrik penggilingan gandum yang menjadi gedung utama dimana terdapat dining hall, lounge, kantor dan galeri. Ada  bangunan bekas stasiun  pemadam kebakaran yang menjadi studio patung, ada bangunan bekas gymnasium tua, rumah-rumah dan bangunan tua lainnya yang  kemudian difungsikan sebagai studio, rumah tinggal, ruang kuliah, rumah meditasi, studio yoga, toko art material  dan taman. Nama-nama bangunan itu sendiri menarik karena sengaja dibuat untuk mengingatkan sejarah bangunan atau orang-orang yang berjasa atas perkembangan kota itu seperti: gedung utama Red Mill yang bekas pabrik tua Red, studio patung Firehouse yang dulunya stasiun pemadam kebakaran, Schultz Studios yang namanya diambil dari nama  pematung media kayu Elias “Dutch” Schultz, Barbara White Studios untuk mengenang artist dan philanthropist Barbara White Fishman, Church Studios yang sepertinya bekas gereja, Maverick Studios yang menjadi studionya residen penulis, lalu  Wolf Kahn Studios, Bradley House, Kowalsky House, Pearlman House,  Mason House dan lain-lain yang dari namanya menunjukkan komitmen lembaga ini pada sejarah kota.
Pesan Komunitas. 
VSC menawarkan independent working, tidak ada tenaga yang akan membantu  residen bekerja. Selain mendapat kamar tidur pribadi, masing-masing residen mendapat  studio sendiri dengan ukuran yang cukup luas dengan fasilitas untuk bekerja , seperti meja dan sketsel-sketsel besar di studio seni lukis/2D,  peralatan lengkap untuk membuat patung/karya 3D, studio kamar gelap untuk photography hitam-putih, printshop dengan mesin etching press dan beberapa fasilitas  standar membuat karya  grafis, studio live model bagi yang berminat, fentilasi dan pencahayaan yang baik, koneksi internet, perpustakaan untuk perupa dan penulis.  Mereka juga memiliki studio store yang lumayan lengkap dimana residen bisa mencari material berkarya kesukaannya. Tersedia juga ruang meditasi dan kelas yoga untuk menyegarkan pikiran. Sebagai program dari residen untuk residen VSC membuka kesempatan kepada setiap residen untuk menjadi sukarelawan membantu pekerjaan sehari-hari dalam masa tinggalnya seperti: membantu chef memasak, mencuci piring, bersih-bersih ruangan, berkebun, membantu pekerjaan administrasi di kantor atau membantu mengajar senirupa untuk anak-anak. Pekerjaan ini dilakukan bergantian dan akan diatur oleh koordinator masing-masing. Saya sendiri memilih mengajar anak-anak.
Berbagai aktifitas telah dijadwal oleh staff. Ada sesi resident slides 4 kali dalam sebulan sebagai ruang presentasi bagi residen perupa yang ingin berbagi. Ada resident reading yang merupakan ‘panggung’ bagi residen penulis. Kemudian  visiting artists/writers lecture dimana setiap bulannya 6 perupa dan penulis  Amerika dengan jam terbang yang tinggi memberi kuliah yang dapat diikuti siapa saja. Kemudian lagi  ada visiting artist/writers talk sebagai bentuk interaksi privat 30 menit antar visiting artists/writers dan residen di studio masing-masing residen. Lalu 2 kali setiap bulan residen didorong untuk berpartisipasi dalam sesi open studios, arena para residen perupa khususnya menunjukkan proses/hasil pekerjaannya dalam masa tinggal kepada sesama residen dan penduduk lokal.

Pesan Berbagi

Pada jam-jam tertentu sehari 3 kali dan 7 hari dalam seminggu residen, founder, direksi, staff, termasuk kolega VSC berkesempatan bertemu dan saling menyapa di ruang makan/dinning hall sembari menikmati hidangan lengkap yang disiapkan oleh chef dan pembantu-pembantunya. Sebagai pusat interaksi, dinning hall   menjadi  penting keberadaannya dalam program residensi ini  karena disinilah staff akan memberikan pengumuman, arahan, pesan dan info-info  yang perlu diketahui oleh residen. Di ruang ini pula dalam setiap dua minggu atau ketika ada residen baru yang datang, selain penyampaian hal-hal teknis berkaitan tata tertib residen  oleh staff,  secara khusus founder  akan memberikan pidato penyambutannya. Dalam sambutannya, founder  Jon Gregg  selalu menekankan akan perlunya kemauan dari tiap-tiap individu untuk berbagi dan meninggalkan ego selama menjalani program ini. Jon yang penganut Budhis, penggemar meditasi dan yoga dan dimasa mudanya pernah menjadi hippies ini mengingatkan residen agar menggunakan kesempatan ini buat berinteraksi dan saling membuka diri, menyerap hal-hal baru, membangun komunikasi yang baik, saling menghormati hak masing-masing dan menjalin persahabatan.

Hanya saja sayangnya tidak semua residen menanggapi dengan baik ajakan “berbagi” ini. Diantara kumpulan orang yang begitu banyak, ada saja beberapa residen yang tidak kooperatif dan  lebih mementingkan egonya hingga menimbulkan riak-riak kecil dalam berkomunikasi. Ketika banyak orang berkumpul dalam satu jangka waktu tertentu tentulah akan banyak karakter yang muncul walau secara kebanyakan saya bertemu residen yang mau membuka diri dan berbagi sebagaimana diharapkan oleh program residensi itu sendiri. Yang cukup mengganggu adalah ketika menghadapi residen yang tidak mengerti aturan main.  Saya sempat berkonflik dengan residen dari Asia Tengah yang ‘seenaknya’ menguasai fasilitas VSC untuk kepentingannya sendiri tanpa menghiraukan  aturan bahwa fasilitas yang ada untuk digunakan bersama. Konflik ini berlanjut  ketika dikemudian hari ia juga mencoba memaksa ‘memotong’ jatah waktu pameran saya untuk kepentingan presentasi karyanya. Saya tegas-tegas menolak permintaan tidak sopan tersebut karena tidak ada konfirmasi terlebih dahulu. Staff  yang mendengar  terpaksa turun tangan dan menegurnya karena tidak taat aturan.

Selain konflik saya dengan residen tersebut, ada residen penulis yang mengeluhkan betapa repotnya ia dengan karakter residen  penulis lain  yang menempati studio  disampingnya yang begitu “over sensitive” . Suara-suara sekecil apapun termasuk suara  komputer ketika on/off akan menjadi masalah besar dan berkepanjangan. Ketika saya akan  mulai membuat video wawancara dengannya pun kami terpaksa harus mengkonfirmasikan kepada residen ‘bermasalah’ tersebut bahwa kami akan ‘sedikit berisik’ dan mungkin akan mengganggunya. Dikesempatan lain saya juga menemukan seorang residen yang mencoba ‘mempengaruhi’ residen lain untuk  tidak perlu menjadi sukarelawan dan membantu pekerjan VSC. Baginya residen cukup menikmati semua fasilitas secara gratis tanpa perlu berbagi menyumbangkan tenaga. Untunglah residen yang coba dipengaruhi itu menolak ‘ajakan sesat’ seperti itu. Lalu ada juga residen yang dalam masa tinggalnya  tidak pernah  membuka studionya dalam sesi open studios. Ini cukup mengherankan dan dipertanyakan residen lainnya.  
Pesan Damai.
Diluar riak-riak kecil tersebut, program residensi ini diakui oleh kebanyakan peserta sangat bermanfaat. Khusus untuk sesi visiting artist buat saya adalah kesempatan berharga karena dapat bertemu dan berdialog secara empat mata dengan seniman yang memiliki jam terbang tinggi dengan sederat awards, grants dan pameran di museum-museum penting seperti Guggenheim, MOMA dan Metropolitan. Mereka antara lain:  Angelo Ciotti, seorang enviromental reclamation sculptor yang banyak menggarap proyek-proyek reklamasi lingkungan dari Itali sampai ke China  bekerja sama dengan LSM, pemerintah kota dan masyarakat. Carrie Moyer, pelukis, performer  dan aktivis lesbian, Katherine Bradford, pelukis dan  kartunis New York Times.  Xenobia Bailey, seniwati Afro-Amerika yang menekuni Crochet (disini seperti seni renda/rajut) dan terkenal dengan seri “Mandala”nya. Dijajaran penulis  ada  Stephen Dunn, peraih pulitzer award 2001.    
Karya saya sendiri inginnya menyoal tentang tujuan residensi itu sendiri. Dibenak saya, kesempatan residensi adalah untuk membuka cakrawala bergaul dengan komunitas baru, saling berbagi, menjalin komunikasi dan berusaha membuat jaringan buat kepentingan bersama. Saya membuat proyek “Moving Woodcuts” yang dalam prakteknya membawa peralatan mencukil kayu mengunjungi studio residen  dan bekerja langsung dihadapan mereka. Saya juga membuat wawancara seputar proses kreatif  masing-masing dalam format video 5-8 menit serta membuat seri foto “model dan woodblocks”. Sedangkan proses mencetak saya lakukan di studio. Karya ini dipamerkan di Red Mill gallery, 8 sampai 12 April 2011 yang lalu. Saya juga sempat membuat ‘demo woodcut’ untuk anak-anak elementry school disana. 
Berkumpul banyak orang, ada banyak ingatan yang terbawa. Kemeriahan penduduk lokal dalam “karaoke stage” dan permainan bilyard. Keramahan dan kesabaran staff, Keakraban “Asian Artists” yang ditunjukkan oleh Satoshi Hiroshe, Chunghee, Don Salubayba, Bao Ling, Boo Szee, Taro, Jihyun, pesan lintas kultur Elizabeth Hall, Lisa Addison dan Zoe Boucher, pesan lintas media penulis Thom Vernon, pesan cinta Anne Jacobs, penulis dan staff VSC yang merindukan perdamaian antara negeri asalnya, Israel dengan Palestina lewat puisi-puisi dan drawingnya. Hmm, masih banyak lagi…
(SYAHRIZAL PAHLEVI, perupa. Winner of Freeman Asian Fellowships Award 2010. Mengikuti Artist in Residency Vermont Studio Center, Johnson, VT, US dari tanggal 27 Februari sampai 22 April 2011 yang lalu).
                                                    pameran karya penulis di galeri Red Mill,
pameran karya penulis di galeri Red Mill,

                                                     pameran karya penulis di galeri Red Mill,
                                         suasana demo woodcut untuk anak-anak sekolah dasar
                                      suasana open studio seniman Canada, Stephanie Believeau.
visiting artist Angelo Ciotti didepan karya penulis saat open studios


salah satu gedung VSC

Rabu, 07 September 2011

TERAS print studio Yogyakarta
PENAWARAN COMMISSION PRINTS:
1.    1.  JAM GRAFIS:



Ini contoh jam yang pernah dibuat.
Uk: 13x15x2,5 cm.
Bahan: kayu, multipleks dilapis kertas tela + mesin jam.
Teknik print: woodcut satu warna di atas kertas tela dan ditempel di atas multipleks dengan tanda tangan dan no. edisi.
Usulan tema: arsitektur gedung/interior/potret owner+logo galeri/art space.
Jumlah edisi 50-100/gambar + AP.
                  
    





TERAS print studio: Somodaran GP.III/51, Banyuraden, Yogyakarta 55293. E-mail: terasprint@yahoo.co.id, mobile: 081328672943


2.      2. ALBUM  KOMPILASI GRAFIS:
Berisi 5 karya print yang berbeda dengan boks khusus.
Tema ‘arsitektur galeri/art space’ dan atau potret owner dan staff.
Ukuran: karya kertas A3 (29,7x42 cm), ukuran boks 31x43x1,5 cm.          
Bahan: kertas, hard paper dilapis kertas daur ulang/art paper + embose print.
Teknik print: woodcut dua-tiga warna di atas kertas COG 360gr dengan tanda tangan dan no.edisi.
Jumlah edisi 50-100 + AP.

Contoh karya potret:


  





TERAS print studio: Somodaran GP.III/51, Banyuraden, Yogyakarta 55293. E-mail: terasprint@yahoo.co.id, mobile: 081328672943

3.    3.  KARYA TUNGGAL GRAFIS:
Tema: ‘arsitektur galeri/art space’ atau potret owner dan staff.
Ukuran: 100x80 cm atau 80x50 cm.
Bahan: kain katun dan alumunium.
Teknik print: woodcut dua-tiga warna di atas kain dengan tanda tangan dan no. edisi.
Jumlah edisi 25-50 + AP.
Contoh tampilan karya tunggal:


                

                                                                                        Yogyakarta,    September 2011,

                                   
                                                                                               

                                                                                        Syahrizal Pahlevi/TERAS print studio
(Catatan: akan dilakukan studi ke lokasi untuk item 2 dan 3).
TERAS print studio: Somodaran GP.III/51, Banyuraden, Yogyakarta 55293. E-mail: terasprint@yahoo.co.id, mobile: 081328672943